Laman

Shallom guys, selamat datang di blog saya.. Di blog ini saya ingin berbagi renungan harian dan artikel-konten serta konten-konten menarik buat kalian para muda mudi Kristiani. Bagi temen-temen yang mau berbagi share aja link nya melalui facebook dan media-madia sosial lainnya agar dapat menjadi berkat bagi yang membacanya. Bila temen-temen ngerasa diberkatin melalui setiap konten yg ada, tinggalkan komen ny ya.. :D Jesus Bless You.

Jumat, 09 Desember 2011

Bapaku (Mazmur 27:1-4)


“Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyamnbtu aku.” (Mazmur 27:10)

Setelah hampir menyelesaikan pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan, saya dihadapkan dengan sebuah pilihan. Ke mana saya selanjutnya harus pergi? Waktu itu direktur sekolah saya menunggu jawaban dari saya dan teman seangkatan saya karena sekolah saya adalah sekolah yang mengharuskan para siswanya langsung terjun ke bidangnya paling lambat dua bulan sebelum wisuda. Bukanlah suatu hal yang mudah bagi saya dalam menghadapi saat seperti itu. Jangankan saat berdoa, mengingat akan hal itu saja saya akan menangis. Saya menangis saat duduk, makan, bangun dan tidur. Saat itu saya juga jauh dari orang tua dan tidak mudah untuk menghubungi mereka yang berada di daerah. “Saya ingin bercerita kepada mama”, jerit hati saya. Saya mau tahu apa keinginan ibu saya atas masa depan saya. Di saat-saat yang seperti itulah Tuhan mengundang saya untuk berbicara kepada-Nya. Saya dapat merasakan betapa lebih besar rindu-Nya untuk saya bercerita kepada-Nya daripada keinginan saya untuk cerita kepada mama saya. Saat seperti itu saya merasakan Tuhan ingin memeluk saya. Segera saya berlutut dan berdoa. Saya bisa merasakan sambutan-Nya dan pelukan-Nya. Saya menangis di kaki-Nya dan menumpahkan segala kegelisahan saya dalam doa.

Friend, Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang tuli sehingga Dia tidak mendengar seruan kita dan bukan Tuhan yang buta sehingga Dia tidak dapat melihat apa yang kita alami. Dia bahkan juga tahu apa isi doa kita sebelum kita bicara dan Dia tahu masalah kita sebelum kita mengalaminya.

Tuhan ingin kita meluangkan waktu untuk kita berbicara kepada-Nya sebab kita adalah anak-Nya, anak yang dikasihi. Di saat itulah Tuhan akan berbicara kepada kita dan memberikan yang terbaik bagi kita.

Kamis, 08 Desember 2011

Cara Untuk Menghormati Orangtuamu (Keluaran 20:1-17)


“Hormatilah ayahmu dan ibumu,supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN kepadamu.” (Keluaran 20:12)

“Tentu saja aku sayang orangtuaku,” kata beberapa remaja di sebuah kelompok kaum muda. “Tapi masalahnya, cara mereka bicara ke aku itu lho yang bikin bete, perintah sana sini, itu ini...”

Kita mengasihi ortu kita. Sangat sayang ama mereka. Gimanapun juga terkadang kita tidak suka dengan apa yang mereka minta untuk kita lakukan. “Cepat kerjakan PR mu. Nanti nggak ada waktu lho!” padahal kita sedang asik-asiknya noton TV. “Bawa payung!” Padahal hanya gerimis dan ngga keren ah kalo hanya gerimis trus bawa-bawa payung. “Makan sayur!” padahal kamu ngga suka sayur itu. “tidur sekarang!” padahal ngantuk aja belom.

Dalam hatimu kamu tahu bahwa mereka ingin yang terbaik untuk dirimu dan kamu ingin selalu bisa menghormati mereka. Masalahnya, kamu ngga selalu bisa bersikap baik dan ngga selalu bisa taat kepada mereka setiap saat.

Menghormati ortu dengan taat kepada mereka sungguh berkenan di hati Tuhan. Apalagi kalau taatnya dengan hati yang rela dan penuh sukacita. Ketaatan kepada mereka bisa kok dibangun dari hari ke hari. Inget aja untuk juga menyertakan hati yang rela ke dalamnya.

Ada satu cara lagi yang luar biasa untuk menghormati mereka berdua. Caranya ialah berdoa bagi mereka. Mintalah Tuhan untuk mebawa mereka ke dalam pengenalan yang benar akan Tuhan, memberi mereka hati yang takut akan Tuhan, berdoa agar Tuhan memberi kepada mereka kebahagiaan dan kesehatan. Apakah mulai sekarang kamu mau berdoa untuk mereka setiap hati?

Ketaatan terhadap orangtua kita akan membantu kita untuk mentaati Tuhan. Berdoa bagi mereka akan membawa berkat bagi kehidupan orangtua kita yang kemudian mengalir kepada kita.

Rabu, 07 Desember 2011

Langkah Iman (Lukas 17:11-19


“Karena itu Aku berkata kepadamu; apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:24)

Suatu hari, sebuah Panti Asuhan kehabisan makanan. Mereka benar-benar nggak tahu apa yang akan mereka makan malam itu. Waktu jam makan malam tiba. Semua anak sudah duduk di meja dengan peralatan makan masing-masing di depannya. Ketika itu juga si pengurus berdoa untuk mengucap syukur atas makanan yang akan mereka makan. Setelah selesai berdoa, mereka semua tetap duduk di meja makan dan menunggu. Enggak lama kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu. Saat dibuka ternyata ada seseorang yang mengirimkan makanan untuk makan malam mereka semua. Ternyata nggak sia-sia mereka semua duduk di meja makan tanpa tahu ada makanan apapun. Coba kalau selesai doa mereka semua pergi tidur karena nggak ada makanan pasti enggak ada yang mendengar ketukan pintu itu dan mereka akan tetap kelaparan sampai pagi.

Guys, itulah yang disebut langkah iman. Ketika kita berdoa meminta sesuatu, kita nggak cukup percaya saja. Kita juga harus mengambil langkah-langkah yang membuktikan kalo kita percaya bahwa kita akan menerima apa yang kita minta. Sama seperti kisah 10 orang kusta dalam Lukas 17:11-19. Kesepuluh orang kusta itu melakukan langkah ian dengan pergi kepada imam untuk menunjukkan kalo mereka sudah sembuh. Pada waktu mereka pergi, mereka belum sembuh, lho. Tapi karena ketaatan mereka, di tengah jalan mereka disembuhkan! Ketika kita taat dan bertindak, inilah yang disebut dengan langkah iman. Percayalah kalo kita sudah menerima apa yang kita minta. Berdoa, percaya, dan bertindak. Itulah langkah iman orang percaya.

Selasa, 06 Desember 2011

Marah Tidak Menyelesaikan Masalah

Diselamatkan dari Minuman Keras

Minuman keras telah menjadi masalah dunia. Baik di Afrika, Amerika Latin, Amerika Utara, Eropa, Asia, Australia maupun di mana saja manusia hidup, bahkan di antara suku-suku bangsa primitif di pulau- pulau terpencil pun kecanduan alkohol telah menjadi salah satu persoalan hidup manusia yang utama. Kecanduan minum-minuman keras menghancurkan kehidupan keluarga, pekerjaan, merusak tubuh, dan menjadi sebab utama dari segala macam perbuatan kriminal. Sedikit sekali tempat di bumi ini yang terbebas dari pengaruh yang merusak ini.
Sebenarnya, hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung (dependent) kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus- menerus membiasakan minum-minuman keras dalam takaran yang tinggi. Tetapi mengapa ada jutaan umat manusia yang minum-minuman keras dalam acara-acara sosial tetapi tidak menjadi kecanduan, sedangkan yang lain kira-kira 10% dari semua peminum terjebak menjadi pecandu? Ratusan ahli telah mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Memang tidak ada jawaban yang mudah meskipun kita dapat menyimpulkan, bahwa ada beberapa penyebab yang bisa membawa orang pada kebiasaan yang tidak baik tersebut.

Si Cantik Butterfly (Kisah Para Rasul 21:13-14)


“Jadilah kehendak Tuhan.” (Kisah Para Rasul 21:14b)

Saat aku berada di antara pepohonan, tiba-tiba pandanganku tertuju pada sesuatu yang indah beterbangan di sekitarku. Indah sekali bagiku. Namun jika aku mengingat metamorfose yang dialaminya, aku enggak sanggup ngebayangin jika “dia” punya perasaan. Ya, tepat sekali dugaanku “dia” adalah kupu-kupu.

Aku paling senang dengan si cantik butterfly. Masih jelas diingatanku, bagaimana bangganya saat aku di Kindergarden menarikan tarian kupu-kupu. Ketika pelajaran Art & Craft, dengan antusias aku membuat kupu-kupu dengan menggunakan cat air. Kenapa sich, aku kagum dengan si cantik butterfly? Proses yang dia alami-lah yang membuatku terkagum dan menemukan bahwa terkadang dirikupun mengalami proses seperti kupu-kupu. Suatu ketika aku pernah merasa seperti seekor ulat. Jangankan untuk mendekati, mendengar namaku disebut aja orang-orang disekelilingku sudah ogah. Di lain waktu aku merasa hanya bisa berdiam dan menutup diri bak kepompong. Aku merasa tak dihiraukan bahkan tak dipandang, tak berdaya saat diinjak, menyerah jika digigit, hanya bisa pasrah, diam, dan tak mampu menolak semua hinaan dan cacian.

Penolakan

Kolose 3:13 “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
Rasanya sulit jika Anda ditolak, terutama bila yang menolak adalah seseorang yang Anda cintai. Mungkin salah satu dari anak-anak Anda, pasangan Anda, atau teman dekat.
Tetapi Alkitab mengatakan Anda perlu mengampuni orang itu karena Allah sudah lebih dulu mengampuni Anda.
Kunci untuk mampu mengampuni orang lain ada dalam ayat hari ini. Kuncinya adalah dengan mengingat apa yang Tuhan sudah lakukan bagi Anda. Bila Anda ingat apa yang Yesus Kristus lakukan untuk Anda, maka Anda memiliki kekuatan untuk memaafkan orang lain.
Jika Anda berpegang pada rasa sakit, maka itu hanya akan berakhir dengan menyakiti diri Anda sendiri. Bila Anda tidak mengampuni orang lain, Anda menciptakan kepahitan dan kemarahan dalam diri Anda. Ini akan menggerogoti Anda dari dalam dan menguras energi Anda, membuat Anda lelah sepanjang waktu. Setiap kali Anda mulai merasa kepahitan terhadap seseorang, ingatlah apa yang Yesus lalukan di kayu salib, bagaimana Dia mengasihi Anda dan Dia rela untuk memberikan nyawa-Nya sehingga dosa-dosa Anda dapat diampuni. Dia ditolak dan dihina saat Dia tergantung di sana, tapi Dia melihat semua orang dan berdoa, “Bapa, ampunilah mereka. Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan” (Lukas 23:34)
Dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati yang lengkap, Yesus memberikan nyawa-Nya karena Dia mencintai Anda. Dia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, Dia sedang memikirkan Anda. Petrus berkata, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” (1 Petrus 2:23)
Definisi pengampunan ditemukan dalam dua kata dalam ayat itu: “menyerahkannya kepada Dia.” Anda membiarkan Tuhan bekerja dan membuat hal-hal menjadi benar. Pengampunan bukan tentang mempercayai orang itu lagi atau melupakan segala sesuatu yang terjadi. Ini tentang menempatkan situasi di tangan Tuhan, bukan mencari kesempatan untuk balas dendam atau menyimpan dendam. Dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati yang lengkap, Yesus memberikan nyawa-Nya karena Dia mencintai Anda.
Dia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, Dia sedang memikirkan Anda. Petrus berkata, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” (1 Petrus 2:23)

Senin, 05 Desember 2011

Waktu Teduh (Mazmur 46)


“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Tuhan! Aku ingin ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (Mazmur 46:10)

“Ssssstt! Diam!” Seringkali guru kita berkata seperti itu setiap kali kita rame di kelas apalagi di saat ulangan atau saat guru sedang menerangkan pelajaran.

“Ugh, rame!” Seringkali itu juga yang kita ucapkan saat kita ingin mendengarkan TV namun adik-adik kita sedang bercanda dengan suara yang keras.

Kemanapun kita pergi, ke mall, ke restoran, ataupun ke tempat bermain, ada banyak suara-suara yang kita dengar. Suara piring terjatuh suara anak-anak menangis, suara teriakan, bunyi HP, suara musik, dan suara-suara lainnya dapat membuat kita tidak dapat berkonsentrasi maupun berpikir dengan jernih.

Selain suara-suara yang kita dengar, suara dalam pikiran dan hati kita juga dapat mengganggu kita. Kita menjadi gelisah dan tidak merasas tenang. Inginnya segera beranjak dari tempat duduk kita untuk mengerjakan apa yang menggelisahkan kita. Petrus berkata dalam 1 Petrus 4:7 agar kita menjadi tenang supaya kita dapat berdoa karenakesudahan segala sesuatu sudah dekat. Untuk kita dapat berdoa dan membaca Firman Tuhan, kita membutuhkan saat-saat tenang, saat dimana hati dan pikiran kita diam di hadapan Tuhan.

Minggu, 04 Desember 2011

Sakit Hati (Mazmur 31:9-10)


“Kasihilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku.” (Mazmur 31:9)

Pilih mana sakit gigi ato sakit hati? Mungkin ada yang bilang lebih baik sakit gigi daripada sakit hati karena sakit gigi bisa diobati tapi sakit hati susah ngilanginnya. Tapi apa memang benar seperti itu?

Kalo dipikir sakit hati itu memang susah lho nyembuhkannya, tapi kalo enggak dihilangin dan kita tetap dikuasai rasa sakit hati malah justru bikin kita semakin susah. Sakit hati itu bisa menyebabkan munculnya segala macam penyakit mulai dari yang ringan sampai yang paling berat. Belum lagi secara rohani sakit hati bisa membuat rusak pribadi kita, mungkin awalnya benci sama teman yang bikin sakit hati lalu lama-lama nggak tegur sapa sama dia. Biasanya si sakit yang satu ini nggak berhenti cuman di situ. Mereka yang dikuasai sakit hati dalam jangka waktu yang lama bisa membuatnya menjadi pribadi yang nggak disukai oleh orang lain. Lho kok bisa? Coba lihat orang yang menyimpan sakit hati cenderung bicaranya nyebelin dan nyakitin, senangnya mengkritik orang lain. Firman Tuhan sudah mengingatkan kita kalo keadaan hati bisa mempengaruhi hidup kita : Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)

Jadi kalo saat ini masih simpen sakit hati nggak ada pilihan lain selain melepaskan pengampunan. Memang berat melakukannya apalagi kalau kita merasa nggak salah. Mungkin kita bertanya seperti Petrus, berapa kali harus memberikan pengampunan? Tuhan menjawab 7 x 7 x .... artinya sampai nggak ada batasnya sebab Tuhan juga mengampuni kita nggak cuman sekali dua kali bukan? Jadi lepaskan pengampunan dan kita akan bebas dari sakit hati.

Sabtu, 03 Desember 2011

Mengingini Milik Orang Lain (Yakobus 4:1-4)


“Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.” (Keluaran 20:17)

Baru saja si Riki membeli laptop eh, besoknya ia sudah membawa Ipod terbaru plus sepatu yang baru. Hampir tiap bulan tasnya berganti-ganti dengan model yang keluar paling akhir. Sepertinya hidup begitu menyenangkan dan ia tidak pernah harus menghitung barapa uang yang harus ia keluarkan untuk semua itu. Saat istirahat ata jalan-jalan, dia membeli makanan yang ia mau, entah nantinya dimakan habis atau tidak, sekali lagi tanpa memusingkan berapa uang yang harus ia keluarkan.

Jumat, 02 Desember 2011

Sisa-sisa Sifat Lama (2 Korintus 5:11-21)



“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan yang baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17)

Adalah sebuah cerita tentang seekor kucing kesayangan dari sebuah keluarga. Suatu hari, kucing tersebut dibawa berjalan-jalan oleh sang anak lelaki majikan. Dalam perjalanan, sang anak lelaki tersebut bertemu dengan anak-anak nakal di kota itu. Anak-anak nakal tersebut mengajaknya untuk ikut bergabung, tetapi dia menolaknya. Mereka mengancamnya, “Jika kamu tidak mau bergabung, kami akan membunuh kucing kesayanganmu,” kata mereka. Anak itu tetap menolak untuk bergabung dengan mereka. Di waktu yang lain ketika ia berjalan-jalan lagi dengan kucingnya, anak-anak nakal kota itu kembali mengancamnya. Mereka bahkan menghina kucing tersebut, “Kucing jelek, berbadan besar, kaki panjang, ekor pendek dan mata nggak normal,” kata mereka. “Jika engkau tidak mau bergabung dengan kami, maka aku akan memanggil anjingku agar dia membunuh kucing jelekmu,” sambung salah seorang dari anak nakal itu. Karena anak nakal itu tetap menolak, maka dengan satu suitan anak yang mengancam tadi memanggil anjingnya. Anjing itu segera berlari manghadapi si kucing. Belum sempat si anjing menerjang, kucing itu tiba-tiba menerkam si anjing. Digigit, disobek-sobek kemudian dimakannya daging anjing itu. Anak-anak nakal itu menjadi takut. Mereka tidak pernah tahu ada kucing yang sekejam itu. “Kucing jenis apa ini?” tanya mereka.

Kamis, 01 Desember 2011

JODOH: DI TANGAN TUHAN ATAU MANUSIA? (Analisa Theologis dan Biblika Terhadap Masalah Pasangan Hidup)






 PENDAHULUAN
Problematika mengenai jodoh atau pasangan hidup bukanlah perkara mudah untuk dipecahkan. Ada banyak kasus orang yang sudah menikah dan berpikir bahwa pasangannya adalah pasangan hidupnya, tetapi akhirnya bercerai juga dengan alasan tidak cocok. Mengapa tidak cocok? Mengapa pada saat mengenal dan berpacaran, mereka tidak saling mengenal sungguh-sungguh? Ada banyak jawaban untuk pertanyaan ini, salah satunya, yaitu: kalau waktu berpacaran, kebiasaan negatif tidak ditunjukkan, sedangkan waktu menikah, segala sesuatunya tampak nyata. Ketidakcocokan yang terjadi ini sering kali mengakibatkan seseorang frustasi lalu mengatakan bahwa jodohnya dahulu bukan dari Tuhan. Benarkah jodoh di tangan Tuhan ataukah di tangan manusia mutlak ataukah dua-duanya? Ada beragam pandangan mengenai hal ini yang disertai dengan presuposisi dan akibat konsep-konsep tersebut. Selanjutnya, kita akan mengkritisinya dari perspektif Alkitab dan menunjukkan bahwa pasangan hidup itu sebenarnya dipimpin oleh Allah dan tetap dipertanggungjawabkan oleh manusia.

Pasal Terpanjang (Mazmur 119)

"Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9)


Kamu tahu pasal mana yang terpanjang di dalam Alkitab kita yang mempunyai ayat terpanjang? Coba kamu buka Alkitabmu di Mazmur 119. Ada berapa ayat di sana? Ternyata pasal 119 adalah pasal terpanjang karena mempunyai 176 ayat didalamnya. Guyz udah pernah baca seluruh ayat dalam pasal tersebut? Kalo belum, hari ini kamu kudu longgarin waktumu untuk nyempetin baca. Kenapa kita perlu baca? Enggak kebetulan lho ayat ini dibuat panjang dan banyak. Pasti ada rahasia di dalamua yang Tuhan pengen kita tahu. Nah, sekarang kamu baca dulu pasal ini ya..

Udah baca semua ayat di dalamya? Kalo udah kamu akan dapati bahwa semua aat di dalamnya memberitahukan gimana caranya supaya kita menjadi pelaku Firman Tuhan. Menjadi pelaku Firman itu memiliki tantangn, godaan dan ujian yang kudu dihadapi. Panjangnya pasal ini bisa berarti bahwa Firman Tuhan itu kudu dilakukan di sepanjang hidup kita. Menjadi anak mudanya Tuhan jangan bosen, males, ato ga percaya ama Firman Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya membuat kita berhasil dalam segala segi. Lagipula apapun masalahmu jalan keluarnya ada di Firman Tuhan; entah itu masalah dalam studimu masalah ama ortumu, masalah ama temanmu ato masalah yang bersangkutan dengan pasangan hidup. Cari jawabannya di sana karena Alkitab bukan sekedar buku biasa. Tuhan sendiri yang berbicara di sana dan ada kuasa Tuhan yang bekerja kalo kita mentaatinya.

Rabu, 30 November 2011

Menakutkan (Mazmur 56)


“Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.” (Mazmur 56:4)

Kenny adalah seorang siswa yang ditakuti oleh semua siswa yang lainnya. Dia adalah seorang yang berani dan tidak takut pada apapun. Ketika ada yang menantangnya berkelahi, dia berani menghadapi. Pada guru yang galak sekalipun dia berani. “Apa sih yang ditakuti Kenny?” Masa dia ngga takut apapun?” bisik teman2nya.

Orang yang paling berani sekalipun tetap bisa takut kadang-kadang. Suatu sore ketika Kenny belajar kelompok di salah satu rumah temannya, seekor cicak kecil berjalan dengan cueknya di atas kaki Kenny. Kenny tiba-tiba berteriak dan melompat ke atas sofa temannya. Dari dahinya keluar keringat dingin dan badannya gemetar. Teman-temannya terheran-heran dengan tindakan spontan Kenny. Sore itu, rahasia Kenny terungkap. Si jago sekolah ternyata kalah sama cicak!

Guys, kita semua mempunyai ketakutan kita masing-masing. Ada yang takut pada suara guntur, ada yang takut pada ketinggian, bahkan ada yang takut gelap. Beberapa siswa takut pada guru-guru tertentu namun hampir semua siswa takut pada ujian apalagi kalau pelajarannya tidak terlalu dikuasai. Bener nggak?

Temen2, ketika kita menghadapi hal-hal itu, jangan kita sampai ketakutan. Mintalah Tuhan untuk menyertaimu sehingga kita bisa berkata seperti Daud berkata, “Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.”