“Tetapi orang-orang
yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru, mereka seumpama rajawali yang
terbang dengan kekuatan sayapnya, mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka
berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yesaya
40:31)
Seekor induk rajawali sedang menukik tajam hendak manyambar
buruannya. Di lain tempat, seekor burung lain juga sedang mengintai buruan yang
sama. Si kelinci coklat yang sedang diincar tidak tahu menahu tentang apa yang
terjadi, tiba-tiba dicengkeram oleh dua cakar yang kuat dan dia yang tidak
pernah terbang sebelumnya mengalami penerbangannya yang pertama kali. Sang rajawali
membawanya terbang makin lama makin tinggi. Ditengah keterkejutannya karena hal
yang baru itu, si kelinci merasakan cabikan di badannya. Rupanya si burung lain
yan menusuk tubuh kelinci, rajawali berusaha untuk mempertahankan buruannya. Di
udara tampak kedua burung tersebut memperebutkan sang kelinci yang tidak kuat
lagi menahan cakar rajawali.
Pertarungan berlangsung sengit. Si kelinci yang
menjadi rebutan semakin lama semakin tercabik-cabik dan tak lama sudah tak
bernyawa lagi karena genggaman kaki rajawali yang tidak mau mengalah. Sang rajawali
berhasil lolos. Si pengejar tetap tidak mau menyerah. Sang rajawali melakukan
apa yang selalu dilakukannya bila situasi menjadi genting seperti itu. Anak-anaknya
yang ada di sarang sedang menunggunya dengan ciap-ciapan kelaparan dan dia
harus sesegera mungkin mengenyahkan musuhnya. Dikepakkannya sayapnya sekuat
tenaga. Dipaksanya tubuhnya untuk
terbang kian tinggu menuju sumber energi yang selalu menjadi kekuatannya,
matahari. Matanya yang diselubungi selaput yang membantu matanya untuk melihat
matahari sana. Terbang, terbang, dia terbang makin tinggi. Ditatapnya matahari
dan kesanalah dia menuju.
Tak lama suara musuhnya menghilang. Ketika dia menoleh, tak
dilihatnya lagi musuhnya itu. Ya, dia telah menang dalam acara perebutan buruan
itu. Diputarnya badannya dan dilihatnya sarangnya yang diletakkannya digunung
batu dibelakangnya. Dengan segera diputarnya haluannya untuk secepatnya memberi
makan anak-anaknya yang menunggunya dengan daging yang masih hangat.
Bagaikan rajawali yang memandang matahari, kita akan
mengarahkan pandangan kita kepada sumber kekuatan kita, yaitu Tuhan Yesus
Kristus.
Kemanangan sudah dipastikan ketika kita mencari Tuhan dan kekuatannya
dan bukan kekuatan kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar